Senin, 19 Oktober 2020

Perilaku Abnormal dalam Perspektif Psikoanalisa, Humanistik, Behavoristik, dan Kogntif.

 

Hallo teman-teman selamat datang kembali lagi di blog saya, kali ini saya akan membahas sedikit tentang perilaku Abnormal dalam 4 perspektif yaitu;

PRESPEKTIF PSIKOANALISA

     

Struktual dasar Teori Psikoanalisa merupakan keyakinan jika terdapat kekuatan yang saling bertentangan didalam kepribadian yang kemudian terbagi menjadi 3 yaitu; id, ego, dan superego. Kesehatan mental merupakan keseimbangan yang dinamis yang terjadi antara id, ego, dan superego itu sendiri.

Sedangkan perilaku abnormal muncul dikarenakan interaksi yang terhjadi antara id, ego, dan superego yang berjalan tidak seimbang. Misalnya saja, insting seksual yang berubah ke bentuk perilaku pemerkosaan dikarenakan tidak adanya superego yang berfungsi untuk memberikan kontrol. Jika salah satu dari fungsi tersebut tidak berjalan sesuai normalnya, maka seseorang bisa mengalami kecenderungan untuk berperilaku abnormal.

Dalam psikodinamika juga diperkenalkan tentang 5 tahapan perkembangan atau yang dikenal sebagai tahapan psikoseksual, yaitu antara lain:

·      Oral (0-18) bula, fase dimana pusat kenikmatan berada pada stimulasi bibir dan mulut. Adanya perasaan puas yang timbul dikarenakan makan, menyusu, atau menggigit apapun yang dimasukkan ke dalam mulut.

·      Anal (18 bulan-3 tahun), energi seksual pada saat fase ini berfokus pada stimulasi di daerah anal, seperti menahan ataupun mengeluarkan feses

·      Phallic (3-5 tahun), pada fase ini energi seksual memiliki fokus pada area genital. Anak akan tertarik secara seksual dengan orang tuanya yang berlawanan jenis.

·      Latency (5-12 tahun), anak akan tertarik untuk berinteraksi dengan teman sebaya serta meniru hal-hal yang dilakukan dewasa yang memiliki jenis kelamin yang sama. Seks tidka menjadi fokus saat fase ini.

·      Genital (12 tahun- dewasa), dalam fase ini akan terbentuk kembali dorongan seksual terutama saat menjelang masa pubertas.

Ketidakberhasilan ketika menyelesaikan tahapan-tahapan perkembangan yang ada menjadi penyebab munculnya perilaku abnormal dalam diri seseorang. Individu yang mengalami fiksasi membuatnya terjebak di dalam fase perkembangan yang terjadi saat berusia anak-anak. Misalnya saja anak mengalami fiksasi ketika fase anal, akan mengembangkan karakternya yang ceroboh, tidak terkontrol, impulsif, serta menyebabkan perilaku abnormal muncul.

PERSPEKTIF HUMANISTIK

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers, yang mana di dalamnya terdapat dorongan untuk melakukan self actualization untuk bisa menjadi sesuatu yang memang diinginkan dan dapat diraih. Manusia menjadi aktor di dalam drama kehidupan, bukan sebagai reactor. Keyakinan yang utama adalah perilaku abnormal merupakan hasil perkembangan mengenai konsep self yang terganggu.

PERSPEKTIF BEHAVIORISTIK

Dalam teori Behavioristik John B. Watson dan Ivan Pavlov, ini lebih berfokus pada refleks yang dikondisikan dari peran yang berasal dari belajar saat menjelaskan tentang perilaku abnormal. Dalam persepektif belajar mengenai perilaku abnormal akan mencerminkan bagaimana perolehan serta pembelajaran yang berasal dari perilaku yang kurang sesuai maupun tidak adaptif.

Ciri-ciri gangguan kepribadian yang berkaitan dengan pengalaman belajar yang didapatkan di masa anak-anak termasuk belajar tentang observasional serta perilaku menyimpang. Obsessive-compulsive  dapat dikaitkan dengan disiplin serta kontrol dari orang tua yang agak berlebihan di masa anak-anak. Kurang adanya kesempatan bagi anak-anak untuk mempelajari tentang perilaku eksploratof atau mandiri.

Anak-anak yang mana mempelajari hukum-hukum yang ada dari belajar melalui observasi pada perilaku-perilaku orang lainnya. Biasanya akan memunculkan agresivitas yang diakibatkan adanya provokasi serta kepercayaan jika mereka bisa mendapatkan penghargaan lebih dibandingkan hukuman tentang perilaku tersebut.

PERSPEKTIF KOGNITIF

Pandangan kognitif menjelaskan jika perilaku abnormal didasarkan pada pikiran-pikiran yang keliru serta proses pemikiran yang kalut. Biasanya masalah-masalah yang berkaitan tentang pikiran yang dianggap sebagai simtom yang berasal dari gangguan psikologis, namun lebih ke dalam pandangan kognitif, pikiran-pikiran tersebut dianggap sebagai penyebab dari gangguan-gangguan tersebut.

Terdapat kontribusi dari beberapa teoritikus seperti Julian B Rotter, Walter Mischel, dan Albert Bandura yang memberikan penekanan dari peran-peran yang berasal dari proses berpikir atau kognisi yang didapatkan dari pengamatan atau modelling dari perilaku-perilaku yang ditampilkan manusia. Manusia memberikan pengaruh yang cukup kuat pada lingkungan seperti lingkungan memberikan pengaruh kepada manusia. Terlalu sedikit adanya penekanan dalam kontribusi genetik menyebabkan perilaku yang gagal.

DAFTAR PUSTAKA

Teori-Teori Psikodinamik (Klinis), (Yogyakarta: KANISIUS, 1993).

Supratiknya, A. Mengenal Perilaku Abnormal, (Yogyakarta: KANISISUS, 1995).

 

  DAFTAR GAMBAR

https://www.kompasiana.com/ayuninaqaeta/5c65d9da43322f181332d983/kognitif-berperan-aktif-dalam-membangun-manusia

http://sumberilmupsikologi.blogspot.com/2015/12/aliran-aliran-dalam-psikologi_21.html

https://www.slideshare.net/DaDaniNanak/humanistic-theories-39735333

https://personalityrenienurcholivatun.wordpress.com/2014/12/05/apa-itu-psycoanalitic/

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ULASAN KELOMPOK 7 & 8 " TEMA LANSIA "

  KELOMPOK 7 ( Kupas Tuntas Dimensia Vaskular )   Hello teman-teman semuanya selamat datang kembali, kali ini lagi-lagi aku akan mengulas se...