Hallo teman-teman selamat datang kembali di blog saya, kali ini saya akan meriview sedikit materi tentang Diagnosis Multiaksial.
Diagnosis merupakan tahapan yang paling menentukan dalam proses pengobatan suatu penyakit yang dihasilkan dari kesimpulan yang dibuat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental.
Anamnesis adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan secara langsung atau melalui orang yang lebih akrab dengan kondisi kesehatan pasien melalui wawancara antara dokter atau ahli kesehatan lainnya. yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang masalah kesehatan dan medis pasien sehingga mereka dapat mengidentifikasi perkiraan diagnosis atau masalah medis yang dihadapi pasien. Anamnesa sendiri memiliki beberapa tahapan; pemeriksaan fisik, Tindakan diagnosis, dan Tindakan medis.
Setelah melakukan anamnesa dan pemeriksaan status mental, langkah selanjutnya adalah penegakkan diagnosa dan menetapkan terapi yang sesuai dengan diagnosisnya.
PROSES DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
PEMERIKSAAN
· Fisik diagonistik
· Status mentalis
· Laboratorium
· Radiologi
· Evaluasi psikologik
· Lain-lain
DIAGNOSIS
· Aksis I : Klinis
· Aksis II : Kepribadian
· Aksis III : Kondisi Medik
· Aksis IV : Psiko social
· Aksis V : Taraf Fungsi
Diagnosis Multiaksial sendiri terdiri dari 5 Aksis ;
Aksis I : - Gangguan klinis,
- Kondisi lain yang menjadikan fokus perhatian klinis.
Aksis II : - Gangguan kepribadian
- Retardasi mental
Aksis III : Kondisi medik umum
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V : Penilaian fungsi secara global
Dengan catatan sebagai berikut :
· Antara aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan etiologik atau patogenesis.
· Hubungan antara “aksis I-II-III” dan “aksis IV” dapat timbal-balik saling mempengaruhi.
TERAPI
· Farmako terapi
· Psikoterapi
· Terapi social
· Terapi okupasional
· Lain-lain
TINDAK LANJUT
· Evaluasi Terapi
· Evaluasi Diagnosis
· Lain-lain
Tujuan dari diagnosis multiaksial sendiri adalah1. Mencakup informasi yang “komprehensif” (gangguan jiwa, kondisi medik umum, masalah psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehingga dapat membantu dalam :
- Perencenaan terapi
- Meramalkan “outcome” atau prognosis
2. Format yang mudah dan sistematik sehingga dapat membantu ;
- Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis
- Menangkap kompleksitas situasi klinis
- Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama
REFERENSI :
Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-V.
Taylor, S.E., 2009. Health Psychology. Seventh Edition. USA: McGraw-Hill.
REFERENSI GAMBAR
http://ocw.upj.ac.id/files/Handout-PSG206-3.pdf
https://pendidikan.co.id/pengertian-anamnesa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar